TUGAS MATA KULIAH STATISTIK DAN PENDIDIKAN
KOMPUTER
Dosen :
Prof. Dr. Budi Murtiyasa
ANALISIS PAPER
JURNAL INTERNASIONAL TENTANG ICT
Disusun Oleh :
CATARINA KANIYA DYAH AYU
RATNANINGTYAS
NIM: Q 100. 120 014 KELAS 1B
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah teknologi informasi sering diartikan sama dengan sistem
informasi tanpa mengerti perbedaan dari kedua istilah tersebut. Teknologi informasi hanyalah merupakan bagian
dari sistem informasi. Teknologi informasi merupakan perkembangan teknologi komputer
yang dipadukan dengan teknologi telekomunikasi.
Alter
(1992) mendefinisikan teknologi informasi merupakan perangkat keras dan
perangkat lunak yang melaksanakan satu atau beberapa tugas pemrosesan
data,seperti menangkap, mentransmisikan, memanipulasi atau menampilkan data.
Menurut
Haag dan Keen (1996) teknologi informasi merupakan seperangkat alat yang
membantu manusia bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan dengan pemrosesan informasi.
Menurut
Martin (1999), teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi computer
(perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi.
Sedangkan
menurut Lukas (2000), teknologi informasi adalah segala bentuk teknolohi yang
diterapkan untuk mengirimkan dan memproses informasi dalam bentuk elektronik.
Perkembangan
teknologi tidak lepas dari istilah komputer. Komputer memuat beberapa
input, pemrosesan, output, penyimpanan dan pengendalian. Komputer adalah system
elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan
terorganisasi agar secara otomatis menerima dan menyimpan input, memproses,
menghasilkan output di bawah pengawasan dari instruksi-instruksi program yang
tersimpan dalam memori (Donald H. Sanders, 1985).
William Fuori (1973) berpendapat bahwa komputer adalah
suatu pemroses data yang dapat melakukan penghitungan besar secara cepat,
termasuk perhitungan aritmatika dan operasi logika, tanpa campur tangan dari
manusia.
Sebagai suatu pemroses data, komputer harus dalam bentuk
sistem komputer. Sistem komputer yaitu gabungan dari elemen-elemen komputer
yang membentuk suatu kesatuan dengan tujuan memproses data menjadi informasi.
Sistem komputer terdiri dari 3 elemen :
1. Perangkat
keras (hardware), yaitu perangkat
atau peralatan yang tampak secara fisik atau kasat mata.
2. Perangkat lunak (software), yaitu program
yang berisi instruksi atau perintah untuk pengolahan data.
3. Manusia (brainware), manusia yang mengoperasikan dan mengendalikan sistem komputer.
Komputer yang
ada saat ini adalah produk paling canggih dari semua fase evolusi yang
dilaluinya sejak pertama kali ditemukan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan
selalu peningkatan menjadi produk mutakhir.
Sistem informasi
berbasis komputer (Computer Based Information System) merupakan suatu sistem
pengolahan data menjadi informasi dengan menggunakan alat bantu pengambilan
keputusan. Sistem informasi berbasis komputer mengandung arti bahwa komputer
mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah sistem informasi. Walaupun
tidak semua informasi harus menggunakan komputer tapi dalam mengelola informasi
yang kompleks tidak akan lepas dari komputer.
Dari beberapa
definsi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu
komponen yang terdiri atas manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja
yang memproses, menyimpan dan menganalisis dan menyebarkan informasi untuk
mencapai suatu tujuan. Definisi mengenai sistem informasi dapat diilustrasikan
pada gambar berikut :
Gambar 1 : Komponen Sistem Informasi
Manusia mengambil peranan penting
dalam sistem informasi. Manusia dibutuhkan untuk mengoperasionalkan sistem
informasi. Sumber daya manusia dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Pengguna akhir, yaitu orang-orang yang
menggunakan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi, misalnya
pelanggan, pemasok, teknisi, mahasiswa, dosen dan orang-orang yang
berkepentingan dengan informasi dari sistem informasi tersebut.
2. Pakar sistem informasi, adalah
orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi, misalnya sistem
analisis, developer, operator sistem dan staf administrasi lainnya.
Gambar
2 : Pemrosesan Data Menjadi Informasi
Sistem informasi mempunyai
beberapa aktifitas yaitu, input, proses, ouput, penyimpanan dan
pengendalian. Aktifitas input biasanya
berbentuk entri data seperti pencatatan dan pengeditan. Kemudian dilakukan
pengeditan untuk memastikan data yang masuk benar. Dalam pemrosesan, sistem
informasi melakukan pengolahan data. Tujuan sistem informasi adalah
menghasilkan produk informasi yang berguna bagi pemakainya. Hasil out put
berupa pesan, laporan, berkas, gambar, audio maupun video. Penyimpanan adalah
sistem informasi dengan menyimpan data secara teratur untuk digunakan kemudian.
Dalam pembahasan akan diulas
bagaimana memanfaatkan sistem informasi dalam bentuk teknologi informasi untuk
mendukung keberhasilan program peningkatan pembelajaran melalui ICT di Korea dan Kuwait. Tujuan makalah ini
adalah untuk menganalisis pendekatan pendidikan baru dengan meningkatkan
kemampuan TIK dalam menghadapi tantangan
pengajaran dan pembelajaran di abad 21.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMANFAATAN TIK DI KOREA
TIK untuk pendidikan di
Korea telah menunjukan perkembangan yang cepat sejak tahun 1996. Sementara guru
Korea dianggap telah memiliki ketrampilan yang lengkap dan pengetahuan yang
cukup untuk menghadapi tantangan dan kompleksitas pengajaran dan pembelajaran
di abad 21.
Sifat teknologi untuk
pembelajaran dan pengajaran telah menjadi semakin sosial, kolektif dan menjadi
modal pembelajaran yang penting sejak munculnya komputer. Pemahaman ICT penting bagi guru untuk
mengalami dan mengembangkan ketrampilan keaksaraan media baru.
Hammernes, Darling dan
Bradsord (2005) menunjukan bahwa pengembangan pengetahuan dan ketrampilan
diperlukan dua dimensi keahlian, yaitu :
1. Dimensi Efisiensi, berarti kemampuan yang lebih besar untuk melakukan tugas-tugas tertentu dan untuk mencurahkan sumber daya tertentu untuk mencapai tujuan.
2. Dimensi Inovasi, melibatkan gerak di
luar rutinitas yang ada dan memerlukan orang lain untuk memikirkan kembali
ide-ide kunci, praktik bahkan nilai-nilai untuk melakukan perubahan yang akan
mereka lakukan.
Mereka berpendapat bahwa kedua dimensi saling melengkapi,
tetapi untuk bias sampai tahap ini guru juga memerlukan tiga aspek persiapan,
yaitu :
1. Guru perlu melihat proses belajar
mengajar sebagai hal yang berbeda dari kuliah dimana mereka hanya melakukan
pengamatan, tetapi saat sudah masuk dalam sistem pendidikan guru harus bias
belajar dan mempunyai ide-ide baru.
2. Guru harus membiasakan mengembangkan
kebiasaan berpikir dan mempraktekan pembelajaran berbasis masalah sebagai
pendekatan pedadogis.
3. Masalah pembelajaran adalah hal yang
kompleks, jadi guru harus bisa mencerminkan pemikiran yang terintegrasi dan berulang jalan.
TIK telah diintegrasikan kedalam konteks pendidikan sejak
pengumuman rencana induk pertama IT untuk Korea pada tahun 1996 yang
mempromosikan penggunaan e-portal,e-learning dan u-learning. Seiring dengan
Gerakan Strategis Pemerintahan pembelajaran cerdas merupakan paradigma baru
dalam kurikulum mereka dalam hal teknologi pedadogis. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa sifat dari ICT program pendidikan Korea bervariasi dari satu
lembaga ke lembaga lain.
Dalam penjelasan
berikut ini akan disajikan iformasi tentang tiga kasus pelatihan guru TIK di
Korea untuk melihat sejauhmana pendekatan baru untuk membangun kapasitas guru
ICT dirumuskan.
Kasus
|
Belajar Tujuan
|
Struktur dan Metode
|
Evaluasi
|
Pelajaran
|
Kasus
1
Belajar Scrath untuk berpikir komputasi dan kreatif
|
Pada tahun
2008 instruktur untuk kursus ini didesain ulang menggunakan Scratch. Scratch
adalah lingkungan pemrogaman pendidikan yang dikembangkan oleh MIT Media Lab
(2012). Scratch menyediakan blok visual seperti gerak, terlihat suara, pena,
control penginderaan, operator dan variabel. Scratch memungkinkan pengguna
dengan mudah membuat media yg kaya kontens dengan grafis menggabungkan suara
dan animation.
|
Kursus praktek
computer terdiri dari Sembilan modul dengan sesinya. Setiap modul berfokus
pada kategori blocksand yang menyediakan Scratch kecil sehingga peserta dapat
melakukan percobaan jenis yang berbeda untuk penyelesaian proyek. Setelah
selesai Sembilan modul, desain peserta dan melaksanakan proyek dalam kelompok
dua. Guru memilih topic dalam pembelajaran, mengembangkan rencana
pembelajaran dan membuat konten pembelajaran. Untuk setiap presentasi teman
sebaya diharapkan dapat memberikan umpan balik tentang apa yang terbaik dan
meningkatkan proyek-proyek mereka.
|
Secara total
asa 133 guru mengambil kursus computer dan disurvey. Survey ini meliputi 2 sesi, yaitu ketrampilan belajar dan
penggunaan prospektif di masa yang akan datang mengajar. Setelah
pembelajaran, peserta mengakui mendapatkan peningkatan kemampuan dibidang :
1. Informasi dan kemampuan melek media.
2. Kemampuan komunikasi.
3. Kemampuan berpikir kreatif dan
ketrampilan masalah.
4. Pemecahan.
5. Ketrampilan menguasai diri.
|
Scratch
membantu guru focus pada apa yang mereka lakukan dengan bahasa pemrogaman.
Hasilnya ketika para guru mempraktekan pembelajaran dengan metode ini banyak
murid yang menyukainya. Scratch juga member ruang untuk ide-ide yang kreatif
dan inovatif. Dengan Scratch konten pendidikan pedadogis menjadi lebih
bermakna.
|
Kasus 2 :
Belajar Robotika sebagai
Teknologi baru untuk berpikir Konvergen dan Divergen
|
Tujuan
pembelajaran dari program ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
berpikir dan merancang pemograman web-basedcouseware dan untuk memfasilitasi
pemahaman yang lebih baik dari proses berpikir yang otentik dalam praktek
mengajar. Untuk pembangunan yang kreatif, guru diberi kesempatan untuk
terlibat dalam proses berpikir divergen melalui cerita digital dan interaksi
design hasilnya guru dapat mengembangkan pemikiran konvergen dalam proses
penyelesaian solusi logis dalam masalah design.
|
Kursus terdiri
dari 5 modul, gambaran, melek huruf, desain, impelementasi dan diskusi. Modul
gambaran untuk melihat dan mendiskusikan projectsawarded sebagai pengembangan
perangkat lunak. Modul ini membantu guru merencanakan proyek-proyek mereka di
semester depan. Pada modul terakhir guru belajar konsep robot berbasis
courseware.
|
Evaluasi
kursus resmi dari Universitas terhadap 347 guru pada tahun 2008 dan 2009.
Hasil penelitian menunjukan perspektif positif dengan nilai rata antara 4,10
dan 4,28. Peserta kursus yang terdiri dari guru merasa bahwa coursewas cocok
untuk memenuhi kebutuhan pelajar untuk belajar dan berpikir. Melalui kursus
ini guru mampu berpikir logis selama pengembangan dan pemrogaman, pemikiran
divergen dan konvergen saat berbagi diskusi dan ide.
|
Guru merasa
sulit untuk mengikuti semua kegiatan kursus dan penanganan grafis komputer,
desain interaksi dan pemrogaman serta courseware robot selama 15 minggu
pertama.
|
Kasus 3 :
Belajar dengan Desain
Untuk Sistem Berpikir
|
Tujuan kursus
ini adalah untuk membantu peserta mendapatkan keahlian sistematis berpikir
dan beradaptasi melalui belajar desain dengan pendekatan sistem. Kursus ini
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan pemikiran sistematis
mereka dengan terkoordinasi dengan komponen berbagai macam yang menciptakan
lingkungan belajar yang baru di abad 21, termasuk kurikulum, isi, mahasiswa,
metode pengajaran dan penilaian dan teknologi.
|
Kegiatan
kursus ini terdiri dari 2 bagian yaitu :
1. Sistem Instruksional Desig (ISD)
2. Design Teknologi Kaya Lingkungan Belajar
Bagian pertama berfokus pada
design sistem intruksional yang
didasarkan pada perilaku sedangkan pada bagian kedua merancang teknologi kaya
yang berpusat pada lingkungan belajar siswa yang konstruktif.
Metode pembelajaran termasuk lectur
les, seminar topical, tangan-on, dan proyrk berbasis belajar teori dan
praktek jembatan. Bagian pertama
terdiri atas 7 modul yang memberi kursus pada guru untuk melihat ISD sebagai
alat desain dan pilih, beradaptasi dalam lingkungan belajar. Pada bagian
akhir peserta diminta untuk melengkapi laporan desain yang menggambarkan
bagaimana desain teknologi dan interaksi antara mereka dalam laporan desain
yang mendalam.
|
Semua peserta
menunjukan kesulitan mereka dalam menyelesaikan konteks desain instruksional
forum familiar, disisi lain dengan pengalaman belajar, peserta bisa
mengembangkan pandangan epistemis dan sikap terhadap pemikiran desain
termasuk keahlian adaptif.
|
Guru dapat
menerapkan dan memperluas sistem keahlian berpikir mereka dalam menciptakan
teknologi yang kaya belajar.
|
B. TIK PENDIDIKAN DI PROGRAM ILMU
PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI KUWAIT
Ketrampilan TIK telah
menjadi sangat penting karena kami menyaksikan penggunaan intensif otomatis
sistem dan alat-alat dalam kegiatan belajar dan mengajar, akibatnya ICT
komponen telah menjadi sangat penting dalam pendidikan ilmu perpustakaan dan
informasi program. Ketrampilan TIK bagi para professional informasi juga
dianggap penting sebagai ketrampilan yang member keuntungan bagi mereka dalam
pasar kerja yang kompetitif. Berbagai penelitian telah meningkatkan kesadaran
bahwa ICT telah menjadi sentral dalam ilmu perpustakaan dan informasi
pendidikan.
Sebuah analisa pasar kerja
di Kuwait (Rehman, 2008) menunjukan bahwa pengusaha menyukai karyawan yang
mempunyai ketrampilan TIK. Hal tersebut menunjukan bahwa kurikulum perlu
dipahami dalam kaitannya dengan kebutuhan pasar dan persepsi majikan.
Chu (2006) melaporkan bahwa
transformasi dalam kurikulum informasi studi tidak hanya datang dari teknologi
tetapi juga berasal dari budaya dan sosial dimensi. Berbagai studi penelitian
menunjukan kekurangan cakupan ICT komponen dan kurangnya ketrampilan TIK
dikalangan professional informasi. Sekarang penting untuk menyelidiki bagaimana
siswa menguasai ICT dan bagaimana mereka memandang efektivitas ICT melalui
kursus, membaca bahan dan kualitas instruktur.
Penelitian dalam makalah ini
dirancang untuk menguji pandangan siswa tentang kecukupan sumber daya ICT,
fasilitas dan kualitas pengajaran. Diharapkan pemahaman yang jelas tentang
aspek penelitian akan membantu dalam menngartikulasikan kebutuhan siswa untuk
pendidikan ICT dan pelatihan.
Penelitian ini dilakukan di
dua lembaga pendidikan besar yang bergerak di perpustakaan dan informasi pendidikan
sains di Kuwait. Ini termasuk Otoritas Umum Terapan Pendidikan dan Pelatihan
(PAAET) dan Kuwait University (KU). Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi
di PAAET didirikan pada tahun 1977 sebagai program pertama LIS di Kuwait. Dimulai dengan program Diploma 2 tahun dengan
65 mahasiswa di Institut Pendidikan Guru (ITE). ITE kemudian berubah menjadi
Akademi Pendidikan Dasar. Pada tahun 1987 ditingkatkan dari dua tahun menjadi
Sarjana Perpustakaan dan Informasi. Program ini membutuhkan 130 jam kredit
dengan 60 kredit berfokus pada utama termasuk 12 kredit untuk ICT elektif.
Perpustakaan dan Informasi
Program di Universitas Kuwait (KU) didirikan pada tahun 1996 sebagai program
gelar masterdi Akademi Studi Pasca Sarjana. Program ini ditempatkan di Sekolah
Tinggi Ilmu Sosial pada tahun 2001 dan program ditingkatkan sebagai Departemen
Perpustakaan dan Informasi. KU memiliki 24 jam kredit, dimana 6 jam kredit
ditugaskan untuk mata kuliah wajib dan 18 mata kuliah pilihan termasuk kursus
TIK.
Kursus yang ditawarkan oleh
kedua lembaga tersebut adalah :
Kuwait University :
1. LIS 213 Dasar-Dasar Teknologi Informasi
2. LIS 331 Database Desain dan Information
Retreival
3. LIS 332 Aplikasi Internet
4. LIS 333 Penerbitan Elektronik
5. LIS 334 Web Desain
6. LIS 432 Perpustakaan Digital
7. LIS 432 Multimedia Sistem
Publik Otoritas Pendidikan Terapan dan Pelatihan (PAAET)
1. LIS 441 Organisasi Informasi Elektronik
2. LIS 442 Pengelolaan Sistem Database
3. LIS 443 Sistem Komunikasi dan Layanan
Perpustakaan Informasi
4. LIS 444 Penyimpanan Informasi dan Sistem
Retrieval
5. LIS 446 Software Evaluasi
6. LIS 447 Sumber Informasi Elektronik
7. LIS 213 Modern dan Penerbitan Elektronik
8.
LIS
350 Informasi Pemasaran
Hasil penelitian telah menunjukan bahwa kurikulum tersebut
telah ketingggalan jaman dan metode pembelajaran masih bersifat tradisional.
Tingkat ketrampilan TIK professional LIS ditemukan tidak memuaskan pasar kerja.
Dianjurkan pendidikan ICT dapat ditingkatkan dengan berkolaborasi dengan calon
pemberi tenaga kerja untuk mengidentifikasi jenis ketrampilan apa yang
benar-benar dibutuhkan dan juga dengan menggunakan standar yang dikembangkan
oleh asosiasi professional.
Rehman dan Al-Awadhi (2011) melakukan test pra dan pasca
sarjana dari mahasiswa Universitas Kuwait dan menemukan bahwa kursus secara signifikan
terkait dengan perbedaan ketrampilan ICT siswa. Mereka mencatat bahwa konten
TIK perlu diperkuat dengan kursus intensif dengan memiliki tangan yang siap
melakukan perawatan. Mereka juga melihat bahwa siswa yang telah mengambil studi
sarjana informasi mereka diharapkan akan dilengkapi dengan kompetensi ICT yang
memadai yang diperlukan untuk menguntungkan pasar kerja di Kuwait.
Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu :
1.
Tahap
survey, yang disurvey adalah siswa KU dan PAAET. Kuisioner dibagikan kepada 4
kelas, dimana 2 kelas dari KU dan 2 kelas dari PAAET. Empat kelas dipilih
secara acak, secara total kuisioner dibagikan kepada 120 siswa dan dikumpulkan
93 (77,5 %). Kuisioner memiliki 6
bagian, yaitu ; informasi pribadi, sumber daya dan fasilitas TIK, ketrampilan
TIK, bahan bacaan dan tugas, instruktur dan saran untuk perbaikan.
2.
Kelompok
diskusi kelompok. Fokus kelompok terdiri dari tujuh anggota fakultas dan
diskusi dikoordinasi oleh peneliti. Focus pertemuan berlangsung selama 2 jam.
Diskusi ini dipandu oleh pertanyaan terkemuka dengan 4 bidang berikut; ICT
kompetensi tingkat mahasiswa sebelum mereka mengambil studi informasi program,
kompetensi ICT yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja di Kuwait,
Isi kursus yang ada dan perubahan yang diperlukan untuk memperkuat komponen ICT
dan strategi untuk meningkatkan orientasi praktis dan tangan dalam modul TIK di
kursus informasi.
Dari 93
reponden, 41 % berasal dari KU dan 59 % dari PAAET. Perlu dicatat bahwa total
62 % responden memiliki rentang IPK di kelas B dan mayoritas responden adalah
perempuan (63,4 %). Para responden dari PAAET menyatakan puas dengan ICT
dukungan teknis yang diberikan tetapi peserta dari KU menunjukan ketidakpuasan
mereka dengan layanan dukungan teknis ICT.
Salah satu temuan
penting dalam penelitian ini adalah bahwa siswa
menunjukan mereka kepuasan dengan ketrampilan di bidang ICT, dimana
intruktur mencatat bahwa langkah-langkah tambahan perlu diambil untuk membuat
kompetensi lulusan yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar. Dalam hal ini
mereka berharap bahwa kursus ditingkatkan lebih baik. Memang pengembangan TIK
merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan harus ada strategi dan
langkah-langkah yang mengukur ketrampilan yang harus dibina secara
berkelanjutan.
Penelitian ini
menunjukan bahwa pasar kerja adalah faktor yang menentukan dimana lulusan dapat
dipekerjakan sehingga keduanya sama-sama puas. Bidang ICT adalah dinamis,
karena itu dalam membekali siswa ketrampilan harus selalu diperbaharui.
C. ANALISA PENTINGNYA PROGRAM ICT DALAM
PROSES PEMBELAJARAN DI ABAD 21
Untuk kasus Korea ada kasus
yang bisa dianalisa yaitu :
1. Kasus 1 dan kasus 2 menekankan
pentingnya proses berpikir kreatif, sedangkan kasus 3 menekankan sistem
berpikir dalam desain intruksional dan pengembangan.
2. Kasus 1 dan kasus 2 lebih focus pada
pengembangan mengambil materi dan disiapkan dengan teknologi yang sedang
berkembang, sedangkan kasus 3 lebih menekankan pada pengembangan lingkungan
belajar dan belajar merupakan sistem yang kompleks.
3. Kasus 1 dan kasus 2 terkait program toco
computer sedangkan kasus 3 berhubungan dengan desain intruksional.
Kesimpulan :
v
Namun
pada akhirnya ketiga kasus bertujuan untuk membantu guru mengembangkan keahlian
adaptif dan yang penting guru harus disiapkan dalam sebuah perubahan. Guru
dapat mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
Untuk ICT di Kuwait :
Pasar kerja di Kuwait
menuntut ketrampilan segar dan ini hanya dapat dikembangkan jika program baru
ditambahkan ke kurikulum, anggota fakultas lebih siap untuk memberikan
ketrampilan ICT melalui kursus-kursus
dan peluang tutoriasl serta pelatihan laboratorium diperkuat.
Salah satu faktor penting
dalam pendidikan ICT adalah tersedianya tekstual, ekstra-tekstual, dan tambahan
bacaan. Hal ini secara luas menyadari kurangnya buku teks tentang ICT yang
berbahasa Arab dan banyak yang tidak cukup canggih untuk mengembangkan
ketrampilan yang sesuai dengan pasar kerja. Juga ada kebutuhan untuk kerjasama
dengan forum professional untuk revisi dan berlanjut pada program pendidikan
dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar yang terus berubah.
Kesimpulan :
Penelitian ini telah memberikan temuan
yang layak tentang program ICT dan ketrampilan menggunakan perspektif siswa dan
intruktur masing-masing. Temuan ini mungkin berguna dalam memperkuat komponen
ICT dalam dua lembaga pendidikan tinggi dari Kuwait dengan mempertimbangkan
poin yang diangkat oleh guru dan siswa dan ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan penting dari pasar kerja.
BAB III
PENUTUP
Tidak dapat dipungkiri bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknlogi informasi sangat berpengaruh
terhadap kemajuan suatu organisasi. Setiap organisasi tentu nya menginginkan
untuk lebih maju dalam persaingan dengan organisasi lain. Banyak cara yang
ditempuh oleh organisasi untuk mencapai tujuannya,sebuah organisasi memerlukan
manajemen yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam kondisi seperti inilah
sebuah informasi sangat berperan. Dalam melakukan manajemen yang baik, sebuah
organisasi sangat memerlukan dukungan dari informasi. Hadirnya teknologi
informasi telah membawa perubahan yang sangat pesat pada organisasi dalam
melakukan manajemen. Dengan adanya teknologi tersebut data akan diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna atau yang disebut informasi.
Sistem Informasi Berbasis
Komputer (CBIS) merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi inf ormasi
dengan alat bantu pengambila keputusan. Sistem informasi berbasis computer mengandung
arti bahwa komputer memegang peranan yang sangat penting dalam menginformasikan
sesuatu.
Dari makalah yang berasal
dari penelitian di Korea dan Kuwait, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
berbasis ICT/TIK merupakan suatu komponen yang terdiri atas manusia, teknologi
informasi dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis dan
menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mulyanto,
(2009), “Sistem Informasi, Konsep dan Aplikasi”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Buarki, H.
Hepworth, M.Murray, I.R dan McKnight, C. (2009), “Mendidik Perpustakaan
Profesional dan Ilmu Informasi dalam Pendidikan Tinggi di Kuwait”.,
dipresentasikan pada Simposium Tahunan ke-17 BOBCATSS, Januari 2009, Porto, Portugal.
Gerolimos, M.,
(2009). Ketrampilan Dikembangkan Melalui Perpustakaan dan Ilmu Informasi
Pendidikan, Perpustakaan Ulasan, volume 58. No.7, 527-540.
Ebrahimi, R.
(2009), Pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Pengajaran Ilmu
Perpustakaan dan Informasi”, Perpustakaan Filsafat dan Praktek, April, tersedia
di: http://unlibb.unl.edu/LPP/ebrahimi.htm
(diakses 16 Maret 2010)
Fourtney, K.(2009),”Perbandingan
Pendidikan Teknologi Informasi di MLIS Program,” Perpustakaan Mahasiswa
Journal, Januari, tersedia di: http://www.librarystudentjournal.org/index.php/lsj/article/view/99/220
(diakses 9 Februari 2010)