abc

Rabu, 19 Desember 2012

Analisis Jurnal ICT




TUGAS MATA KULIAH STATISTIK DAN PENDIDIKAN KOMPUTER
Dosen    : Prof. Dr. Budi Murtiyasa

ANALISIS PAPER
JURNAL INTERNASIONAL TENTANG ICT





 


Disusun Oleh :
CATARINA KANIYA DYAH AYU RATNANINGTYAS
NIM: Q 100. 120 014                           KELAS 1B
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
2012

BAB I
PENDAHULUAN

Istilah teknologi informasi sering diartikan sama dengan sistem informasi tanpa mengerti perbedaan dari kedua istilah tersebut.  Teknologi informasi hanyalah merupakan bagian dari sistem informasi. Teknologi informasi merupakan perkembangan teknologi komputer yang dipadukan dengan teknologi telekomunikasi.
            Alter (1992) mendefinisikan teknologi informasi merupakan perangkat keras dan perangkat lunak yang melaksanakan satu atau beberapa tugas pemrosesan data,seperti menangkap, mentransmisikan, memanipulasi atau menampilkan data.
            Menurut Haag dan Keen (1996) teknologi informasi merupakan seperangkat alat yang membantu manusia bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.
            Menurut Martin (1999), teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi computer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
            Sedangkan menurut Lukas (2000), teknologi informasi adalah segala bentuk teknolohi yang diterapkan untuk mengirimkan dan memproses informasi dalam bentuk elektronik.
Perkembangan  teknologi tidak lepas dari istilah komputer. Komputer memuat beberapa input, pemrosesan, output, penyimpanan dan pengendalian. Komputer adalah system elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan terorganisasi agar secara otomatis menerima dan menyimpan input, memproses, menghasilkan output di bawah pengawasan dari instruksi-instruksi program yang tersimpan dalam memori (Donald H. Sanders, 1985).
William Fuori (1973) berpendapat bahwa komputer adalah suatu pemroses data yang dapat melakukan penghitungan besar secara cepat, termasuk perhitungan aritmatika dan operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia.
Sebagai suatu pemroses data, komputer harus dalam bentuk sistem komputer. Sistem komputer yaitu gabungan dari elemen-elemen komputer yang membentuk suatu kesatuan dengan tujuan memproses data menjadi informasi. Sistem komputer terdiri dari 3 elemen :
1.  Perangkat keras (hardware), yaitu perangkat atau peralatan yang tampak secara fisik atau kasat mata.
2.    Perangkat lunak (software),  yaitu program yang berisi instruksi atau perintah untuk pengolahan data.
3.  Manusia (brainware), manusia yang mengoperasikan dan mengendalikan sistem komputer.

Komputer yang ada saat ini adalah produk paling canggih dari semua fase evolusi yang dilaluinya sejak pertama kali ditemukan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan akan selalu peningkatan menjadi produk mutakhir.
Sistem informasi berbasis komputer (Computer Based Information System) merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi informasi dengan menggunakan alat bantu pengambilan keputusan. Sistem informasi berbasis komputer mengandung arti bahwa komputer mempunyai peranan yang sangat penting dalam sebuah sistem informasi. Walaupun tidak semua informasi harus menggunakan komputer tapi dalam mengelola informasi yang kompleks tidak akan lepas dari komputer.
Dari beberapa definsi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu komponen yang terdiri atas manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan dan menganalisis dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan. Definisi mengenai sistem informasi dapat diilustrasikan pada gambar berikut :





Gambar 1 : Komponen Sistem Informasi










Diamond: Software






 









            Manusia mengambil peranan penting dalam sistem informasi. Manusia dibutuhkan untuk mengoperasionalkan sistem informasi. Sumber daya manusia dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.      Pengguna akhir, yaitu orang-orang yang menggunakan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi, misalnya pelanggan, pemasok, teknisi, mahasiswa, dosen dan orang-orang yang berkepentingan dengan informasi dari sistem informasi tersebut.
2.      Pakar sistem informasi, adalah orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi, misalnya sistem analisis, developer, operator sistem dan staf administrasi lainnya.








Gambar 2 :     Pemrosesan Data Menjadi Informasi
Sistem informasi mempunyai beberapa aktifitas yaitu, input, proses, ouput, penyimpanan dan pengendalian.  Aktifitas input biasanya berbentuk entri data seperti pencatatan dan pengeditan. Kemudian dilakukan pengeditan untuk memastikan data yang masuk benar. Dalam pemrosesan, sistem informasi melakukan pengolahan data. Tujuan sistem informasi adalah menghasilkan produk informasi yang berguna bagi pemakainya. Hasil out put berupa pesan, laporan, berkas, gambar, audio maupun video. Penyimpanan adalah sistem informasi dengan menyimpan data secara teratur untuk digunakan kemudian.
Dalam pembahasan akan diulas bagaimana memanfaatkan sistem informasi dalam bentuk teknologi informasi untuk mendukung keberhasilan program peningkatan pembelajaran melalui ICT  di Korea dan Kuwait. Tujuan makalah ini adalah untuk menganalisis pendekatan pendidikan baru dengan meningkatkan kemampuan TIK dalam menghadapi  tantangan pengajaran dan pembelajaran di abad 21.








BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMANFAATAN TIK DI KOREA
TIK untuk pendidikan di Korea telah menunjukan perkembangan yang cepat sejak tahun 1996. Sementara guru Korea dianggap telah memiliki ketrampilan yang lengkap dan pengetahuan yang cukup untuk menghadapi tantangan dan kompleksitas pengajaran dan pembelajaran di abad 21.
Sifat teknologi untuk pembelajaran dan pengajaran telah menjadi semakin sosial, kolektif dan menjadi modal pembelajaran yang penting sejak munculnya komputer.  Pemahaman ICT penting bagi guru untuk mengalami dan mengembangkan ketrampilan keaksaraan media baru.
Hammernes, Darling dan Bradsord (2005) menunjukan bahwa pengembangan pengetahuan dan ketrampilan diperlukan dua dimensi keahlian, yaitu :







1.      Dimensi Efisiensi, berarti kemampuan yang lebih besar untuk melakukan tugas-tugas tertentu dan untuk mencurahkan sumber daya tertentu untuk mencapai tujuan.
2.      Dimensi Inovasi, melibatkan gerak di luar rutinitas yang ada dan memerlukan orang lain untuk memikirkan kembali ide-ide kunci, praktik bahkan nilai-nilai untuk melakukan perubahan yang akan mereka lakukan.
Mereka berpendapat bahwa kedua dimensi saling melengkapi, tetapi untuk bias sampai tahap ini guru juga memerlukan tiga aspek persiapan, yaitu :
1.      Guru perlu melihat proses belajar mengajar sebagai hal yang berbeda dari kuliah dimana mereka hanya melakukan pengamatan, tetapi saat sudah masuk dalam sistem pendidikan guru harus bias belajar dan mempunyai ide-ide baru.
2.      Guru harus membiasakan mengembangkan kebiasaan berpikir dan mempraktekan pembelajaran berbasis masalah sebagai pendekatan pedadogis.
3.      Masalah pembelajaran adalah hal yang kompleks, jadi guru harus bisa mencerminkan pemikiran yang  terintegrasi dan berulang jalan.
TIK telah diintegrasikan kedalam konteks pendidikan sejak pengumuman rencana induk pertama IT untuk Korea pada tahun 1996 yang mempromosikan penggunaan e-portal,e-learning dan u-learning. Seiring dengan Gerakan Strategis Pemerintahan pembelajaran cerdas merupakan paradigma baru dalam kurikulum mereka dalam hal teknologi pedadogis. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sifat dari ICT program pendidikan Korea bervariasi dari satu lembaga ke lembaga lain.
Dalam penjelasan berikut ini akan disajikan iformasi tentang tiga kasus pelatihan guru TIK di Korea untuk melihat sejauhmana pendekatan baru untuk membangun kapasitas guru ICT dirumuskan.
Kasus
Belajar Tujuan
Struktur dan Metode
Evaluasi
Pelajaran
Kasus 1
Belajar Scrath untuk berpikir komputasi dan kreatif
Pada tahun 2008 instruktur untuk kursus ini didesain ulang menggunakan Scratch. Scratch adalah lingkungan pemrogaman pendidikan yang dikembangkan oleh MIT Media Lab (2012). Scratch menyediakan blok visual seperti gerak, terlihat suara, pena, control penginderaan, operator dan variabel. Scratch memungkinkan pengguna dengan mudah membuat media yg kaya kontens dengan grafis menggabungkan suara dan animation.
Kursus praktek computer terdiri dari Sembilan modul dengan sesinya. Setiap modul berfokus pada kategori blocksand yang menyediakan Scratch kecil sehingga peserta dapat melakukan percobaan jenis yang berbeda untuk penyelesaian proyek. Setelah selesai Sembilan modul, desain peserta dan melaksanakan proyek dalam kelompok dua. Guru memilih topic dalam pembelajaran, mengembangkan rencana pembelajaran dan membuat konten pembelajaran. Untuk setiap presentasi teman sebaya diharapkan dapat memberikan umpan balik tentang apa yang terbaik dan meningkatkan proyek-proyek mereka.
Secara total asa 133 guru mengambil kursus computer dan disurvey. Survey ini meliputi  2 sesi, yaitu ketrampilan belajar dan penggunaan prospektif di masa yang akan datang mengajar. Setelah pembelajaran, peserta mengakui mendapatkan peningkatan kemampuan dibidang :
1.      Informasi dan kemampuan melek media.
2.      Kemampuan komunikasi.
3.      Kemampuan berpikir kreatif dan ketrampilan masalah.
4.      Pemecahan.
5.      Ketrampilan menguasai diri.
Scratch membantu guru focus pada apa yang mereka lakukan dengan bahasa pemrogaman. Hasilnya ketika para guru mempraktekan pembelajaran dengan metode ini banyak murid yang menyukainya. Scratch juga member ruang untuk ide-ide yang kreatif dan inovatif. Dengan Scratch konten pendidikan pedadogis menjadi lebih bermakna.
Kasus 2 :
Belajar Robotika sebagai Teknologi baru untuk berpikir Konvergen dan Divergen
Tujuan pembelajaran dari program ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam berpikir dan merancang pemograman web-basedcouseware dan untuk memfasilitasi pemahaman yang lebih baik dari proses berpikir yang otentik dalam praktek mengajar. Untuk pembangunan yang kreatif, guru diberi kesempatan untuk terlibat dalam proses berpikir divergen melalui cerita digital dan interaksi design hasilnya guru dapat mengembangkan pemikiran konvergen dalam proses penyelesaian solusi logis dalam masalah design.

Kursus terdiri dari 5 modul, gambaran, melek huruf, desain, impelementasi dan diskusi. Modul gambaran untuk melihat dan mendiskusikan projectsawarded sebagai pengembangan perangkat lunak. Modul ini membantu guru merencanakan proyek-proyek mereka di semester depan. Pada modul terakhir guru belajar konsep robot berbasis courseware.
Evaluasi kursus resmi dari Universitas terhadap 347 guru pada tahun 2008 dan 2009. Hasil penelitian menunjukan perspektif positif dengan nilai rata antara 4,10 dan 4,28. Peserta kursus yang terdiri dari guru merasa bahwa coursewas cocok untuk memenuhi kebutuhan pelajar untuk belajar dan berpikir. Melalui kursus ini guru mampu berpikir logis selama pengembangan dan pemrogaman, pemikiran divergen dan konvergen saat berbagi diskusi dan ide.
Guru merasa sulit untuk mengikuti semua kegiatan kursus dan penanganan grafis komputer, desain interaksi dan pemrogaman serta courseware robot selama 15 minggu pertama.
Kasus 3 :
Belajar dengan Desain Untuk Sistem Berpikir
Tujuan kursus ini adalah untuk membantu peserta mendapatkan keahlian sistematis berpikir dan beradaptasi melalui belajar desain dengan pendekatan sistem. Kursus ini memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan pemikiran sistematis mereka dengan terkoordinasi dengan komponen berbagai macam yang menciptakan lingkungan belajar yang baru di abad 21, termasuk kurikulum, isi, mahasiswa, metode pengajaran dan penilaian dan teknologi.
Kegiatan kursus ini terdiri dari 2 bagian yaitu :
1.      Sistem Instruksional Desig (ISD)
2.      Design Teknologi Kaya Lingkungan  Belajar
Bagian pertama berfokus pada design  sistem intruksional yang didasarkan pada perilaku sedangkan pada bagian kedua merancang teknologi kaya yang berpusat pada lingkungan belajar siswa yang konstruktif.
Metode pembelajaran termasuk lectur les, seminar topical, tangan-on, dan proyrk berbasis belajar teori dan praktek  jembatan. Bagian pertama terdiri atas 7 modul yang memberi kursus pada guru untuk melihat ISD sebagai alat desain dan pilih, beradaptasi dalam lingkungan belajar. Pada bagian akhir peserta diminta untuk melengkapi laporan desain yang menggambarkan bagaimana desain teknologi dan interaksi antara mereka dalam laporan desain yang mendalam.
Semua peserta menunjukan kesulitan mereka dalam menyelesaikan konteks desain instruksional forum familiar, disisi lain dengan pengalaman belajar, peserta bisa mengembangkan pandangan epistemis dan sikap terhadap pemikiran desain termasuk keahlian adaptif.
Guru dapat menerapkan dan memperluas sistem keahlian berpikir mereka dalam menciptakan teknologi yang kaya belajar.







B. TIK PENDIDIKAN DI PROGRAM ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI DI KUWAIT

Ketrampilan TIK telah menjadi sangat penting karena kami menyaksikan penggunaan intensif otomatis sistem dan alat-alat dalam kegiatan belajar dan mengajar, akibatnya ICT komponen telah menjadi sangat penting dalam pendidikan ilmu perpustakaan dan informasi program. Ketrampilan TIK bagi para professional informasi juga dianggap penting sebagai ketrampilan yang member keuntungan bagi mereka dalam pasar kerja yang kompetitif. Berbagai penelitian telah meningkatkan kesadaran bahwa ICT telah menjadi sentral dalam ilmu perpustakaan dan informasi pendidikan.
Sebuah analisa pasar kerja di Kuwait (Rehman, 2008) menunjukan bahwa pengusaha menyukai karyawan yang mempunyai ketrampilan TIK. Hal tersebut menunjukan bahwa kurikulum perlu dipahami dalam kaitannya dengan kebutuhan pasar dan persepsi majikan.
Chu (2006) melaporkan bahwa transformasi dalam kurikulum informasi studi tidak hanya datang dari teknologi tetapi juga berasal dari budaya dan sosial dimensi. Berbagai studi penelitian menunjukan kekurangan cakupan ICT komponen dan kurangnya ketrampilan TIK dikalangan professional informasi. Sekarang penting untuk menyelidiki bagaimana siswa menguasai ICT dan bagaimana mereka memandang efektivitas ICT melalui kursus, membaca bahan dan kualitas instruktur.
Penelitian dalam makalah ini dirancang untuk menguji pandangan siswa tentang kecukupan sumber daya ICT, fasilitas dan kualitas pengajaran. Diharapkan pemahaman yang jelas tentang aspek penelitian akan membantu dalam menngartikulasikan kebutuhan siswa untuk pendidikan ICT dan pelatihan.
Penelitian ini dilakukan di dua lembaga pendidikan besar yang bergerak di perpustakaan dan informasi pendidikan sains di Kuwait. Ini termasuk Otoritas Umum Terapan Pendidikan dan Pelatihan (PAAET) dan Kuwait University (KU). Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi di PAAET didirikan pada tahun 1977 sebagai program pertama LIS di Kuwait.  Dimulai dengan program Diploma 2 tahun dengan 65 mahasiswa di Institut Pendidikan Guru (ITE). ITE kemudian berubah menjadi Akademi Pendidikan Dasar. Pada tahun 1987 ditingkatkan dari dua tahun menjadi Sarjana Perpustakaan dan Informasi. Program ini membutuhkan 130 jam kredit dengan 60 kredit berfokus pada utama termasuk 12 kredit untuk ICT elektif.
Perpustakaan dan Informasi Program di Universitas Kuwait (KU) didirikan pada tahun 1996 sebagai program gelar masterdi Akademi Studi Pasca Sarjana. Program ini ditempatkan di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial pada tahun 2001 dan program ditingkatkan sebagai Departemen Perpustakaan dan Informasi. KU memiliki 24 jam kredit, dimana 6 jam kredit ditugaskan untuk mata kuliah wajib dan 18 mata kuliah pilihan termasuk kursus TIK.
Kursus yang ditawarkan oleh kedua lembaga tersebut adalah :
Kuwait University :
1.      LIS 213 Dasar-Dasar Teknologi Informasi
2.      LIS 331 Database Desain dan Information Retreival
3.      LIS 332 Aplikasi Internet
4.      LIS 333 Penerbitan Elektronik
5.      LIS 334 Web Desain
6.      LIS 432 Perpustakaan Digital
7.      LIS 432 Multimedia Sistem
Publik Otoritas Pendidikan Terapan dan Pelatihan (PAAET)
1.      LIS 441 Organisasi Informasi Elektronik
2.      LIS 442 Pengelolaan Sistem Database
3.      LIS 443 Sistem Komunikasi dan Layanan Perpustakaan Informasi
4.      LIS 444 Penyimpanan Informasi dan Sistem Retrieval
5.      LIS 446 Software Evaluasi
6.      LIS 447 Sumber Informasi Elektronik
7.      LIS 213 Modern dan Penerbitan Elektronik
8.      LIS 350 Informasi Pemasaran
Hasil penelitian telah menunjukan bahwa kurikulum tersebut telah ketingggalan jaman dan metode pembelajaran masih bersifat tradisional. Tingkat ketrampilan TIK professional LIS ditemukan tidak memuaskan pasar kerja. Dianjurkan pendidikan ICT dapat ditingkatkan dengan berkolaborasi dengan calon pemberi tenaga kerja untuk mengidentifikasi jenis ketrampilan apa yang benar-benar dibutuhkan dan juga dengan menggunakan standar yang dikembangkan oleh asosiasi professional.
Rehman dan Al-Awadhi (2011) melakukan test pra dan pasca sarjana dari mahasiswa Universitas Kuwait dan menemukan bahwa kursus secara signifikan terkait dengan perbedaan ketrampilan ICT siswa. Mereka mencatat bahwa konten TIK perlu diperkuat dengan kursus intensif dengan memiliki tangan yang siap melakukan perawatan. Mereka juga melihat bahwa siswa yang telah mengambil studi sarjana informasi mereka diharapkan akan dilengkapi dengan kompetensi ICT yang memadai yang diperlukan untuk menguntungkan pasar kerja di Kuwait.
Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu :
1.         Tahap survey, yang disurvey adalah siswa KU dan PAAET. Kuisioner dibagikan kepada 4 kelas, dimana 2 kelas dari KU dan 2 kelas dari PAAET. Empat kelas dipilih secara acak, secara total kuisioner dibagikan kepada 120 siswa dan dikumpulkan 93 (77,5 %).  Kuisioner memiliki 6 bagian, yaitu ; informasi pribadi, sumber daya dan fasilitas TIK, ketrampilan TIK, bahan bacaan dan tugas, instruktur dan saran untuk perbaikan.
2.         Kelompok diskusi kelompok. Fokus kelompok terdiri dari tujuh anggota fakultas dan diskusi dikoordinasi oleh peneliti. Focus pertemuan berlangsung selama 2 jam. Diskusi ini dipandu oleh pertanyaan terkemuka dengan 4 bidang berikut; ICT kompetensi tingkat mahasiswa sebelum mereka mengambil studi informasi program, kompetensi ICT yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja di Kuwait, Isi kursus yang ada dan perubahan yang diperlukan untuk memperkuat komponen ICT dan strategi untuk meningkatkan orientasi praktis dan tangan dalam modul TIK di kursus informasi.

Dari 93 reponden, 41 % berasal dari KU dan 59 % dari PAAET. Perlu dicatat bahwa total 62 % responden memiliki rentang IPK di kelas B dan mayoritas responden adalah perempuan (63,4 %). Para responden dari PAAET menyatakan puas dengan ICT dukungan teknis yang diberikan tetapi peserta dari KU menunjukan ketidakpuasan mereka dengan layanan dukungan teknis ICT.
Salah satu temuan penting dalam penelitian ini adalah bahwa siswa  menunjukan mereka kepuasan dengan ketrampilan di bidang ICT, dimana intruktur mencatat bahwa langkah-langkah tambahan perlu diambil untuk membuat kompetensi lulusan yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar. Dalam hal ini mereka berharap bahwa kursus ditingkatkan lebih baik. Memang pengembangan TIK merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan harus ada strategi dan langkah-langkah yang mengukur ketrampilan yang harus dibina secara berkelanjutan.
Penelitian ini menunjukan bahwa pasar kerja adalah faktor yang menentukan dimana lulusan dapat dipekerjakan sehingga keduanya sama-sama puas. Bidang ICT adalah dinamis, karena itu dalam membekali siswa ketrampilan harus selalu diperbaharui.

    
C. ANALISA PENTINGNYA PROGRAM ICT DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI ABAD 21
Untuk kasus Korea ada kasus yang bisa dianalisa yaitu :
1.      Kasus 1 dan kasus 2 menekankan pentingnya proses berpikir kreatif, sedangkan kasus 3 menekankan sistem berpikir dalam desain intruksional dan pengembangan.
2.      Kasus 1 dan kasus 2 lebih focus pada pengembangan mengambil materi dan disiapkan dengan teknologi yang sedang berkembang, sedangkan kasus 3 lebih menekankan pada pengembangan lingkungan belajar dan belajar merupakan sistem yang kompleks.
3.      Kasus 1 dan kasus 2 terkait program toco computer sedangkan kasus 3 berhubungan dengan desain intruksional.

Kesimpulan :
v  Namun pada akhirnya ketiga kasus bertujuan untuk membantu guru mengembangkan keahlian adaptif dan yang penting guru harus disiapkan dalam sebuah perubahan. Guru dapat mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

Untuk ICT di Kuwait :
Pasar kerja di Kuwait menuntut ketrampilan segar dan ini hanya dapat dikembangkan jika program baru ditambahkan ke kurikulum, anggota fakultas lebih siap untuk memberikan ketrampilan ICT  melalui kursus-kursus dan peluang tutoriasl serta pelatihan laboratorium diperkuat.
Salah satu faktor penting dalam pendidikan ICT adalah tersedianya tekstual, ekstra-tekstual, dan tambahan bacaan. Hal ini secara luas menyadari kurangnya buku teks tentang ICT yang berbahasa Arab dan banyak yang tidak cukup canggih untuk mengembangkan ketrampilan yang sesuai dengan pasar kerja. Juga ada kebutuhan untuk kerjasama dengan forum professional untuk revisi dan berlanjut pada program pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar yang terus berubah.

Kesimpulan  :
            Penelitian ini telah memberikan temuan yang layak tentang program ICT dan ketrampilan menggunakan perspektif siswa dan intruktur masing-masing. Temuan ini mungkin berguna dalam memperkuat komponen ICT dalam dua lembaga pendidikan tinggi dari Kuwait dengan mempertimbangkan poin yang diangkat oleh guru dan siswa dan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan penting dari pasar kerja.











BAB III
PENUTUP
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknlogi informasi sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu organisasi. Setiap organisasi tentu nya menginginkan untuk lebih maju dalam persaingan dengan organisasi lain. Banyak cara yang ditempuh oleh organisasi untuk mencapai tujuannya,sebuah organisasi memerlukan manajemen yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam kondisi seperti inilah sebuah informasi sangat berperan. Dalam melakukan manajemen yang baik, sebuah organisasi sangat memerlukan dukungan dari informasi. Hadirnya teknologi informasi telah membawa perubahan yang sangat pesat pada organisasi dalam melakukan manajemen. Dengan adanya teknologi tersebut data akan diolah menjadi bentuk yang lebih berguna atau yang disebut informasi.
Sistem Informasi Berbasis Komputer (CBIS) merupakan suatu sistem pengolahan data menjadi inf ormasi dengan alat bantu pengambila keputusan. Sistem informasi berbasis computer mengandung arti bahwa komputer memegang peranan yang sangat penting dalam menginformasikan sesuatu.
Dari makalah yang berasal dari penelitian di Korea dan Kuwait, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi berbasis ICT/TIK merupakan suatu komponen yang terdiri atas manusia, teknologi informasi dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan.



















DAFTAR PUSTAKA

Agus Mulyanto, (2009), “Sistem Informasi, Konsep dan Aplikasi”, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Buarki, H. Hepworth, M.Murray, I.R dan McKnight, C. (2009), “Mendidik Perpustakaan Profesional dan Ilmu Informasi dalam Pendidikan Tinggi di Kuwait”., dipresentasikan pada Simposium Tahunan ke-17 BOBCATSS, Januari 2009, Porto, Portugal.

Gerolimos, M., (2009). Ketrampilan Dikembangkan Melalui Perpustakaan dan Ilmu Informasi Pendidikan, Perpustakaan Ulasan, volume 58. No.7, 527-540.

Ebrahimi, R. (2009), Pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Pengajaran Ilmu Perpustakaan dan Informasi”, Perpustakaan Filsafat dan Praktek, April, tersedia di: http://unlibb.unl.edu/LPP/ebrahimi.htm (diakses 16 Maret 2010)

Fourtney, K.(2009),”Perbandingan Pendidikan Teknologi Informasi di MLIS Program,” Perpustakaan Mahasiswa Journal, Januari, tersedia di: http://www.librarystudentjournal.org/index.php/lsj/article/view/99/220 (diakses 9 Februari 2010)